SKANDAL perdagangan manusia kembali bikin malu negeri ini. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat berhasil membongkar sindikat penjual bayi ke Singapura.
Enam bayi yang nyaris dijual ke negeri tetangga berhasil diselamatkan polisi, sementara 12 pelaku yang tega menjual masa depan bangsa sendiri kini sudah diamankan.
Cerita ini bukan cuma soal kriminal semata, tapi juga potret bobroknya pengawasan pemerintah terhadap hak-hak anak.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Negara sudah kayak pasar budak, bayi bisa diperjualbelikan seolah tak ada aturan.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebut operasi ini membongkar peran-peran jahat yang saling bekerja sama dari hulu ke hilir, mulai dari penculik, perawat bayi, pembuat dokumen palsu, hingga kurir yang mengirim bayi keluar negeri.
“Bahkan penjualan sampai sebelum lahir, dari kandungan sudah ada penampungnya, pembuat surat-suratnya, dan pengirimnya,” tegas Hendra.
Baca Juga:
IDESS Pertamina Drilling Jadi Benchmark Baru Efisiensi Pengeboran Migas
Polres Subang Tanggap Ledakan Gas Pertamina EP Cidahu, Dua Luka Bakar
Bayi-bayi Dijual Sejak Masih Dalam Kandungan, Miris Sekaligus Jijik!
Lebih bikin miris, menurut polisi, sindikat ini bahkan sudah “memesan” bayi sejak masih di perut ibu.
Calon ibu dijaring, dibujuk rayu dengan iming-iming duit, lalu dikawal sampai lahiran. Bayinya kemudian langsung “diangkut” untuk dikirim ke luar negeri.
“Para bayi kebanyakan berasal dari Jawa Barat. Lima di antaranya dibawa dari Pontianak ke Tangerang, satu lagi dari Jabodetabek,” jelas Hendra.
Polisi juga mengungkap, laporan kasus ini bermula dari keluhan orang tua yang anaknya hilang. Dari situlah, benang merah perdagangan bayi ini terungkap.
Baca Juga:
Menurut pantauan IQAir.com Agustus 2025, kualitas udara Bandung tidak sehat.
Kepengurusan Gerindra Baru Diumumkan, Prabowo Pegang Komando Penuh
Lucunya, pemerintah pusat diam saja. Seolah masalah ini hanya tanggung jawab Polda Jabar. Padahal, ini jelas-jelas soal wajah bangsa di mata dunia. Anak-anak Indonesia dijual ke Singapura, negara yang katanya bertetangga baik.
Dan yang lebih gila lagi, para pelaku sudah punya dokumen-dokumen lengkap untuk mengelabui imigrasi.
“Salah satu pelaku berinisial SH sudah siapkan semua dokumen untuk pengiriman bayi ke Singapura,” ujar Direktur Reskrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan.
Negara Dinilai Gagal Lindungi Anak-anak, Sudah Saatnya Pemerintah Malu!
Kasus ini lagi-lagi menunjukkan negara gagal melindungi anak-anak, yang seharusnya jadi prioritas masa depan bangsa.
Bukannya diselamatkan, malah dibiarkan jadi komoditas dagangan untuk memenuhi nafsu orang asing.
Alih-alih sibuk pidato soal “bonus demografi” dan “generasi emas 2045”, pemerintah mestinya malu karena anak-anak dijual ke luar negeri seperti barang di pasar loak.
Baca Juga:
BMKG Bandung catat 186 Ribu Petir dan 71 Gempa bumi di Jawa Barat, Juli 2025
Polisi grebek rumah kosong di Batunuggal Bandung dan temukan 1,4 Juta butir obat keras
Surawan bahkan blak-blakan mengaku sedang bekerja sama dengan Interpol untuk menelusuri korban-korban lain di luar negeri.
Artinya, bisa jadi sudah banyak bayi yang lolos dijual sebelum kasus ini terbongkar.
“Kami kembangkan kasus ini dengan Interpol untuk cari kemungkinan korban lain di luar negeri,” ujarnya,
Jadi pertanyaannya: sampai kapan anak-anak Indonesia jadi korban kelalaian negara sendiri?
Menteri PPPA juga sampai sekarang belum terdengar suaranya. Jangan-jangan malah ikut sibuk bikin pencitraan di media sosial.
Pemerintah Harus Hentikan Pidato Manis, Segera Turun Tangan Selamatkan Anak Bangsa
Kasus ini harus jadi tamparan telak buat pemerintah pusat, yang seolah abai terhadap maraknya human trafficking di negeri ini.
Pidato manis soal perlindungan anak tidak ada gunanya kalau praktik busuk seperti ini dibiarkan merajalela.
Sekali lagi publik diingatkan, Indonesia bukan cuma rawan jadi pasar tenaga kerja murah, tapi kini juga pasar budak bayi.
Kalau dibiarkan, bukan tak mungkin kelak negara ini hanya jadi “peternakan bayi” untuk orang asing.
Masyarakat juga perlu waspada. Jangan mudah tergiur rayuan sindikat dengan embel-embel bantuan biaya persalinan atau santunan. Jangan sampai anak sendiri jadi korban berikutnya.
Pemerintah harus segera mengevaluasi sistem pengawasan di rumah sakit, kantor catatan sipil, bahkan di imigrasi. Jangan sampai kasus ini cuma berhenti di level Polda Jabar, lalu hilang ditelan lupa.
Karena pada akhirnya, masa depan bangsa ada di pundak anak-anak. Dan negara tak boleh jadi penonton ketika anak-anak dijual demi fulus.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Harianindonesia.com dan Sawitpost.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Hello.id dan Haiidn.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Apakabarjateng.com dan Jabarraya.com
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center