HalloBandung.Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai mengancam kota Bandung.
Selama tahun 2025, tercatat 1.653 kasus DBD dengan empat di antaranya meninggal dunia.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengakui DBD mulai mengancam kota Bandung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu menggencarkan berbagai upaya preventif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar dapat ditekan kasus DBD “Pelbagai cara harus dilakukan,” ujar Erwin.
Salah satunya,menurunkan “pasukan nyamuk” yang sudah terinfeksi bakteri Wolbachia.
Bakteri alami ini disuntikkan ke nyamuk jantan untuk menghentikan kemampuan reproduksi nyamuk Aedes aegypti penyebar virus DBD.
Uji coba awal di Kecamatan Ujungberung berhasil menurunkan potensi kasus, sehingga kini tengah dikembangkan ke kecamatan lain seperti Kiaracondong.
Baca Juga:
Hallo.id Bertransformasi Jadi Media Ekonomi Untuk Memperkuat Analisis Dan Strategi Bisnis
Kiara condong wilayah terbanyak untuk kasus stunting di Bandung
Karena Kiaracondong, karena di sana banyak saluran air dan genangan yang jadi tempat bersarang nyamuk.
Selain Wolbachia, Pemkot Bandung tetap menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus yang lebih menyeluruh.
Program ini mencakup edukasi warga, pemeriksaan jentik secara berkala, hingga pembiasaan menjaga lingkungan.
Salah satu gerakan yang tengah digencarkan adalah “Jumat 10 Menit”. Setiap warga diajak rutin membersihkan area rumah dari sarang nyamuk minimal 10 menit setiap hari Jumat.
Baca Juga:
Di Jawa Barat, sindikat bayi telah menjual 44 bayi ke dalam dan luar negeri.
Jika masih kisruh, Pemkot Bandung Opsi Cabut Izin Pengelolaan Bandung Zoo.
Pemkot Bandung juga telah mengembangkan program “Satu Rumah Satu Jumantik”.
Setiap rumah memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk melakukan pemeriksaan tempat penampungan air secara berkala.
Sedangkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam menrangkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada edukasi dan penerimaan masyarakat.
Ia menyayangkan masih adanya warga yang menyemprotkan obat anti-nyamuk (fogging) sendiri tanpa takaran dan prosedur yang tepat.
“Penyemprotan itu harus serentak dan menyeluruh, tidak boleh setengah-setengah. Kalau satu rumah menolak disemprot, ya nyamuknya lari ke sana. Itu tidak efektif,” jelasnya.(dr)
Baca Juga:
IDESS Pertamina Drilling Jadi Benchmark Baru Efisiensi Pengeboran Migas
Polres Subang Tanggap Ledakan Gas Pertamina EP Cidahu, Dua Luka Bakar