Termasuk Bank BJB, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sesalkan Korupsi Bos Sritex Rugikan Sejumlah Bank

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Dok. jabarprov.go.id)

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Dok. jabarprov.go.id)

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi angkat bicara mengenai kasus korupsi yang menimpa PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia.

Dalam pernyataannya, Dedi menyesalkan penyalahgunaan kredit perbankan oleh petinggi Sritex, Iwan Setiawan Lukminto, yang merugikan sejumlah bank nasional.

Termasuk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB).

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pernyataan Dedi disampaikan melalui akun Instagram resminya, @dedimulyadi71, dia menyoroti dampak besar yang ditimbulkan korupsi korporasi ini terhadap kondisi ekonomi di sektor tekstil nasional yang sedang limbung.

Bank BJB Sudah Ganti Manajemen, Publik Diminta Tenang

Meski menyayangkan peristiwa tersebut, Dedi meminta masyarakat Jawa Barat tidak panik.

Ia menyatakan bahwa Bank BJB telah melakukan restrukturisasi internal dan kini dikelola oleh jajaran profesional yang lebih kredibel dan transparan.

“Bank BJB sudah melakukan perubahan manajemen dan yang memegang sekarang adalah orang-orang profesional dan terpercaya,” ujarnya.

Pernyataan ini dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan daerah khususnya Bank BJB, yang selama ini menjadi andalan masyarakat Jawa Barat dalam pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kredit Mengalir Tanpa Analisis Kelayakan yang Memadai

Menurut Dedi, skandal yang melibatkan ratusan miliar rupiah dana perbankan itu terjadi akibat lemahnya pengawasan dan analisis kelayakan kredit.

Ia menyebut praktik pengucuran dana tanpa jaminan memadai di tengah prosedur birokrasi ketat bagi pelaku usaha kecil adalah ironi yang menyakitkan.

“Ini pengemplangan kredit yang tidak berdasarkan pada analisis perlindungan yang kuat, sangat menyayat hati di saat kredit sulit diakses,” ujar Dedi dalam unggahannya.

Sebagai informasi, kasus ini bermula dari pengusutan dugaan korupsi fasilitas pinjaman yang diberikan sejumlah bank kepada Sritex dan entitas terafiliasi.

Iwan Lukminto diduga menyalahgunakan kredit perbankan untuk keperluan pribadi dan pembelian aset yang tidak terkait dengan operasional perusahaan.

Industri Tekstil dalam Tekanan Berat

Pernyataan Dedi tidak datang dalam ruang hampa, sejak 2023, industri tekstil Indonesia mengalami tekanan berat.

Akibat lesunya permintaan ekspor, kenaikan biaya produksi, serta masuknya produk impor ilegal.

Sritex, sebagai perusahaan yang selama ini dianggap ikon ekspor tekstil nasional, mestinya menjadi tumpuan harapan untuk pemulihan industri ini.

Namun, skandal ini justru memperparah ketidakpercayaan publik terhadap korporasi besar yang mendapat akses istimewa terhadap sumber pembiayaan.

Bagi pelaku usaha kecil dan menengah, kondisi ini semakin menyulitkan akses mereka terhadap kredit produktif karena ketatnya prosedur perbankan pasca-kasus.

Pelajaran Pahit dari Korupsi Korporasi

Kasus ini menunjukkan bahwa korupsi tidak hanya terjadi di instansi pemerintah, tetapi juga marak dalam skema korporasi yang memanfaatkan celah pengawasan di sektor keuangan.

Pengawasan sistem perbankan terhadap debitur korporat besar sering kali longgar karena tekanan persaingan pasar.

Dalam banyak kasus, nama besar korporasi justru menjadi alasan bank mengendurkan prosedur analisis risiko.

Akibatnya, dana publik yang dikelola perbankan justru jatuh ke tangan elite bisnis yang tidak bertanggung jawab.

Kondisi ini menggerus kepercayaan masyarakat dan menghambat fungsi intermediasi bank.

Jalan Keluar: Reformasi Kredit dan Tata Kelola Bank Daerah

Untuk mencegah terulangnya skandal serupa, pemerintah daerah perlu mendorong reformasi tata kelola kredit perbankan daerah secara menyeluruh.

Bank pembangunan daerah seperti Bank Jabar harus memperkuat sistem manajemen risiko dan transparansi pengucuran kredit.

Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu mengevaluasi ulang skema penyaluran kredit kepada korporasi besar, termasuk mekanisme jaminan dan kelayakan proyek yang diajukan.

Dedi berharap, Bank Jabar bisa menjadi pionir dalam perbankan yang benar-benar berpihak pada rakyat.

“Semoga kita semua bisa terus melangkah melakukan perbaikan dan menyempurnakan kekurangan,” kata Dedi dalam penutup unggahannya.

Langkah selanjutnya adalah memastikan kasus-kasus korupsi ini diproses hukum secara tuntas agar menjadi pelajaran dan efek jera bagi pelaku bisnis lainnya.***

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infobumn.com dan Bisnisnews.com

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoekspres.com dan Serambiislam.com

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jabarraya.com dan Apakabargrobogan.com

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

 

Berita Terkait

Minyak Jelantah Program MBG: Peluang Biofuel Menjanjikan
CSA Index Juni 2025: Lonjakan Kepercayaan Pasar Dorong Harapan Penguatan IHSG
Korupsi Kredit Bank BJB ke Sritex, Kejagung Temukan Bukti dan Tahan Tiga Pejabat Penting
Gelombang Klaim Bencana Alam dan Kebakaran Melanda Dunia, Asuransi Indonesia Ikut Terbakar
Miras dan Obat terlarang masih beredar,Satpol PP berhasil menyita ratusan botol miras dan ribuan butir obat-obatan ilegal di Bandung.
Inilah 3 Syarat yang Diajukan oleh Indonesia untuk Argentina Terkait dengan Kerja Sama Komoditas Daging
Berikan Jasa PR dan Komunikasi Terpadu Lewat Press Release, Sapulangit PR Kolaborasi dengan Persrilis.com
Pemerintah Klaim Telah Lakukan Antisipasi Soal Tumpang Tindih antara Kopdes dengan Badan Usaha Milik Desa

Berita Terkait

Kamis, 5 Juni 2025 - 21:20 WIB

CSA Index Juni 2025: Lonjakan Kepercayaan Pasar Dorong Harapan Penguatan IHSG

Jumat, 23 Mei 2025 - 11:19 WIB

Korupsi Kredit Bank BJB ke Sritex, Kejagung Temukan Bukti dan Tahan Tiga Pejabat Penting

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:10 WIB

Termasuk Bank BJB, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Sesalkan Korupsi Bos Sritex Rugikan Sejumlah Bank

Selasa, 20 Mei 2025 - 11:37 WIB

Gelombang Klaim Bencana Alam dan Kebakaran Melanda Dunia, Asuransi Indonesia Ikut Terbakar

Sabtu, 17 Mei 2025 - 15:55 WIB

Miras dan Obat terlarang masih beredar,Satpol PP berhasil menyita ratusan botol miras dan ribuan butir obat-obatan ilegal di Bandung.

Berita Terbaru