HALLOBANDUNG.COM — Beredar berita tentang pengangkatan Ketua Komite Sekolah baru SMK PPN Tanjungsari yang tidak melibatkan musyawarah orang tua siswa, hal ini sangat disesalkan banyak alumni sekolah bersejarah tersebut.
Banyak alumni memandang sangat disayangkan bila benar kenyataannya seperti itu, ” Makanya, yang ditempatkan menjadi kepala sekolah di SMK PPN itu harus yang benar-benar hapal sejarah sekolah, ” geram seorang alumni.
Alumni memandang SMK PPN Tanjungsari ‘ sekolah istimewa’ yang dari jaman ke jaman selalu memancarkan kebaikan. Maka oleh karena itu wilayah pendidikan itu disebut Kampus Bojongseungit .
” Bojong seungit itu berarti harus memancarkan aroma mewangi, bukan malah pancarkan aroma bunga bangkai, lagi pula kampus bojongseungit bukan tempat untuk berotoriter, ” kata mereka.
Baca Juga:
Debut Presiden Prabowo Subianto di KTT G20 Rio de Janeiro, Brasil, Inilah Sejumlah Poin Pentingnya
Siswa-Siswi Kelas XII SMA Negeri 2 Majalengka Mengikuti Test of English as Foreign Language (TOEFL)
Sebagai ‘sekolah istimewa’ SMK PPN Tanjungsari, kata alumni, perlu dikukuhkan sebagai salah satu sekolah warisan sejarah dengan perlindungan aset-aset sejarah di dalamnya.
Alumni berharap hentikan segera penistaan terhadap nilai-nilai sejarah SMK PPN Tanjungsari, ” Bahkan kalau bisa, Disdik Jabar bisa mengembalikan marwah SMK PPN tanjungsari ke asalnya sebagai SPMA lagi,” katanya.
Sedikitnya ada dua jenis pohon berusia ratusan tahun jadi saksi sejarah berdirinya sekolah pertanian di Tanjungsari itu, yakni pohon lame dan empat pohon kopi di pinggir lapangam sepakbola.
Selain itu beberapa bangunan tua yang kini seolah dibiarkan terbengkalai tanpa adanya perawatan, seperti bekas asrama putra dibiarkan seperti bangunan di wilayah Gaza.
Baca Juga:
Deklarasi dan Pengukuhan Pengurus SIMPE Tekad Wujudkan jurnalis Berbasis Etika
BNSP Tegaskan Pentingnya Sertifikasi Profesi untuk SDM Transportasi dalam Seminar Nasional di UNPAD
Pemdes Palabuan Kecamatan Ujungjaya Perjuangkan Embung Untuk Tangkis Kekeringan dan Bencana Banjir
” Padahal, bangunan asrama putra itu telah berdiri hampir seumur dengan berdirinya sekolah itu, perlu kiranya dirawat jangam dibiarkan berantakan begitu, ” ungkapnya.
Tidak hanya itu, kepemimpinan sekolah seolah membiarkan saksi-saksi sejarah lainnya terbengkalai, termasuk Tugu Mantri Tani sebagai pengenangan terhadap tokoh Rd Sujud yang dianggap pendiri sekolah.
Prasasti pendirian sekolah yang ditandatangani Wakil Presiden Muhammad Hatta pun seolah dibiarkan bersatu dengan rumput-rumput liar.
Termasuk bangunan TK Kuncup Harapan yang diduga sebagai TK tertua di Jawa Barat seperti dibiarkan kehilangan dangiangnya.
Baca Juga:
Para Penyuluh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 9 Jalankan Jum’at Menanam di Forum Gunung Geulis
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
KEMNAKER dan Jo Project POP Bersatu: Rahasia Penguatan SDM di Indramayu yang Bikin Publik Terpukau!
Maulid Nabi Muhammad SAW di SMP Negeri 2 Tanjungsari Diisi Tausiyah Ustadz Ramdan juniarsyah M.AG
Pangeran Soeuriatmadja alias Pangeran Mekah menginginkan berdirinya sekolah pertanian di Tanjungsari. Maka, ia hibahkan 23 hektar lahan miliknya untuk pendirian sekolah pertanian.
Tanah seluas itu termasuk lahan praktik di blok Kebun Utara yang terlewati jalur tol Cisumdawu dan areal tempat pemakaman umum di Pangkalan Margajaya.
Pada awalnya berdirinya 26 November 1914 bernama Landbouw Bedrijf School (LBS), nama LBS ini berganti sesuai dengan perkembangan zaman.
Pernah berganti nama Sekolah Mantri Tani. Pada tahun 1960 berubah nama menjadi Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA).
( Tatang Tarmedi /jurnalis/alumni) ***