HalloBandung.Ternyata biaya pembangunan Masjid Al Jabbar karya Ridwan Kamil ternyata ada masalah hutang yang cukup besar.
Hal ini baru diketahui Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi saat meneliti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dedi Mulyadi kaget karena pembiayaan masjid ini cukup tinggi. “Lebih mahal dari masjid Istiqal,” ujar Dedi Mulyadi.
Dari data yang didapat hutang sebesar Rp3,4 triliun dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Peruntukan dana itu salah satunya untuk membangun Masjid Raya Al-Jabbar.
Biaya pembangunan yang dialokasikan untuk Masjid Al Jabbar ini sekitar Rp1 triliun, dana menggunakan APBD, dan untuk merampungkan dialokasikan dari PEN.
Baca Juga:
KPK sita Rp 6,4 M hasil geledah kantor Asuransi Jasa Raharja Putera Cabang Bandung
Warga yang ulang tahun dapat Pemeriksaan gratis di Puskesmas Cijagra Lama.
Bus Trans Metro Bandung yang terbengkelai bakal diganti Bus Rapid Transit
Masjid Al Jabbar ini pembangunanya diperlukan dana dana sebesar Rp1 triliun untuk pembangunan Masjid Al Jabbar, menggunakan dana APBD, dan PEN.
Sebenarnya dana pinjaman PEN digunakan untuk berbagai macam infrastruktur, baik Jalan, pengairan, air limbah, permukiman, ruang terbuka hijau (RTH), sarana peribadatan, dan revitalisasi pasar. Termasuk Masjid Al Jabbar sebagai sarana peribadatan yang mendapat dana pinjaman PEN.
Walau jumlah pinjaman PEN cukup besar,namun Dedi Mulyadi optimis bisa mengatasi masalah tersebut. “Yang penting jangan mengganggap hutang itu berat, justru berharap pendapatan jawa barat semakin meningkat,” ujar Dedi Mulyadi (dr)